Sabtu, 04 Januari 2020

Usaha Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Kabid Dikdas
Pemikiran tentang pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat tidak lepas dari pengaruh berdirinya organisasi Budi Utomo. Budi Utomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908. Organisasi itu berdiri berdasarkan pemikiran seorang lulusan sekolah dokter Jawa (STOVIA) bernama dr. Wahidin Sudirohusodo. Dokter Wahidin Sudirohusodo ingin mengubah cara berjuang rakyat Indonesia dari perjuangan fisik kepada cara perjuangan melalui pendidikan. Ide ini menarik perhatian seorang mahasiswa STOVIA bernama Sutomo yang pada akhirnya mendirikan organisasi modern pertama di Indonesa bernama Budi Utomo.

Perjuangan dr. Wahidin Soedirohoesodo dan dr. Soetomo adalah berusaha membangkitkan kesadaran masyarakat Indonesia kala itu terhadap pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa tanpa perlu mempermasalahkan perbedaan agama dan suku. Keberadaan Budi Utomo telah menumbuhkan semangat dan menandai terjadinya kebangkitan bangsa secara nasional. Sementara kebangkitan pemuda Indonesia, ditandai dengan peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Pemikiran tentang pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa untuk mewujudkan negara yang be Usaha Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pada kenyataannya, semangat persatuan dan kesatuan selalu mendapatkan tantangan. Tantangan ini berupa perlawanan dari bangsa asing maupun tantangan dari warga negara Indonesia yang tidak menginginkan persatuan bangsa. Untuk melawan kekuatan asing, muncullah perlawanan masyarakat
di segala penjuru Indonesia yang melahirkan tokoh-tokoh yang gagah berani. Jenderal Sudirman dan Bung Tomo, merupakan dua dari sekian banyak tokoh nasional yang terkenal berani melawan kekuatan asing yang mengancam kesatuan negara Indonesia. Kedua tokoh tersebut berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agusutus 1945.

Pada masa kini, usaha mempersatukan bangsa sering terancam oleh gerakan-gerakan dalam masyarakat yang ingin memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gerakan Aceh Merdeka di Aceh dan gerakan Organisasi Papua Merdeka di Papua merupakan gerakan masyarakat yang ingin memisahkan diri dari NKRI pada masa Orde Baru. Setelah masa Orde Baru selesai, digantikan oleh masa Reformasi, para pemimpin nasional pada masa itu berusaha keras melakukan perundingan-perundingan untuk meredam aksi perpecahan tersebut. K.H Abdurrahman Wahid, Presiden ke-empat Indonesia merupakan salah satu tokoh nasional yang membantu upaya perdamaian untuk mengatasi perpecahan tersebut.

Dengan menggunakan informasi dari bacaan di atas dan dari sumber lainnya, jawablah pertanyaan berikut ini.

1. Mengapa tanggal 20 Mei yang merupakan tanggal berdirinya organisasi Budi Utomo, diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional?
Keberadaan Budi Utomo telah menumbuhkan semangat dan menandai terjadinya kebangkitan bangsa secara nasional. 
2. Bagaimana peran dr. Wahidin Soedirohusodo terhadap berdirinya organisasi Budi Utomo?
Dokter Wahidin Sudirohusodo ingin mengubah cara berjuang rakyat Indonesia dari perjuangan fisik kepada cara perjuangan melalui pendidikan dengan mendirikan organisasi modern pertama di Indonesa bernama Budi Utomo.
3. Apa saja yang mengancam persatuan dan kesatuan NKRI pada waktu dulu dan sekarang? Jelaskan!
Jaman dulu persatuan dan kesatuan terancaam oleh sifat kedaerahan dan politik adu domba penjajah Belanda. Pada saat ini usaha mempersatukan bangsa sering terancam oleh gerakan-gerakan dalam masyarakat yang ingin memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti Gerakan Aceh Merdeka di Aceh dan gerakan Organisasi Papua Merdeka.
4. Apa saja usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi ancaman terhadap keutuhan NKRI pada waktu dulu dan sekarang?
Pada jaman dulu dr. Wahidin Soedirohoesodo dan dr. Soetomo berusaha membangkitkan kesadaran masyarakat Indonesia kala itu terhadap pentingnya persatuan dan kesatuan. Pada masa sekarang para pemimpin nasional berusaha keras melakukan perundingan-perundingan untuk meredam aksi perpecahan.