Jumat, 17 April 2020

Memelihara Raga, Sukma, dan Semesta melalui Wirausaha

Kabid Dikdas
Bali Tangi adalah lulur tradisional Bali milik Bapak Wayan Sukhana dan istrinya, Ibu Made Yuliani. Suami istri asal Bali ini memulai usaha lulur bali tangi di tahun 2000. Toko sekaligus tempat produksi aneka rupa produk spa dengan merek Bali Tangi itu lokasinya di Jl. Kebo Iwa 168, Denpasar. Pot-pot yang ditumbuhi berbagai tanaman obat berjejer rapi di halaman. Begitu masuk ke dalam toko tampak etalase yang memajang produk wewangian berbahan dasar herbal organik, mulai dari pembersih dan masker wajah, minyak pijat, pengharum ruangan serta relaksasi spa dalam bentuk sabun, lulur, lotion, jamu-jamuan, gerabah wangi, sampai bantal berpewangi bagi yang susah tidur.

Perjalanan Ibu Made Yuliani menggagas, membuat, dan memperjuangkan Bali Tangi sebagai produk lokal didasari ketulusan dan keinginan luhurnya untuk mewujudkan masyarakat yang hidup sehat selaras dengan alam. Dengan pengalamannya berpuluh tahun sebagai bidan, beliau menyadari betul pentingnya proses menyehatkan jiwa raga, sekaligus merawat lingkungan.

Sebagai puteri pulau Dewata, ia terbiasa hidup dalam keyakinan bahwa alam semesta amatlah kaya akan warisan untuk dikembangkan, dan bukan dihabiskan, demi manfaatnya bagi masyarakat luas.

Bahan dasar seluruh produk Bali Tangi diambil dari tanaman lokal yang sebagian besar dibudidayakan di tanah dewata oleh petani lokal. Proses penanaman, pengambilan bahan, panen, pengeringan sampai dengan selesainya rangkaian pembuatan produk, dilakukan dengan memperhatikan keterjagaan lingkungan.

Untuk pembuatan wewangian dari tumbuhan kering yang lazim disebut potpourri, bahan dasar yang digunakan adalah daun, bunga, buah yang sudah rontok atau terlihat mati. Proses pengeringan juga dilakukan dengan cara konvensional, tanpa menggunakan alat atau bahan kimia apapun. Tempat pengeringannya pun memanfaatkan lahan yang ada.
 Bali Tangi adalah lulur tradisional Bali milik Bapak Wayan Sukhana dan istrinya Memelihara Raga, Sukma, dan Semesta melalui Wirausaha
Begitu pula dengan produk lain seperti bedak dingin, lulur, sabun, boreh, dibuat dengan cara yang sengaja disederhanakan agar memungkinkan bagi siapapun untuk menirunya, sekalipun hanya untuk pemakaian rumah tangga.

Sungguh mengagumkan perjalanan sebuah industri yang saat ini sudah merambah ke tingkat internasional, tetapi masih tetap dapat mepertahankan idealisme luhurnya, “Bukan hanya kebugaran raga, tapi juga perawatan kesegaran sukma. Bukan hanya rempah, minyak dan khasiatnya, tapi juga hasil bumi yang ditanam dengan ketulusan hati. Bukan pula hanya bertujuan untuk berpadu.

Sejak dahulu, masyarakat Indonesia dikenal dengan sikap gotong royongnya. Sikap ini merupakan wujud saling ketergantungan dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Begitu pula dalam hal membangun perekonomian. Banyak sekali jenis wirausaha tradisional menyebar secara lintas budaya di berbagai wilayah. Pekerjanya pun juga berasal dari suku yang berbeda. Ada kalanya satu jenis wirausaha membutuhkan dukungan dari wirausaha lain yang ada di pulau yang berbeda. Satu sama lain saling mendukung untuk menghasilkan produk berkualitas, demi meningkatkan perekonomian bangsa.